Berakikah walaupun masuk dalam ibadah sunnah, masih banyak dilakukan oleh masyarakat karena dinilai membawa nilai-nilai mulia. Prosesi aqiqah bisa dilakukan pada H+7, H+14, atau H+21 setelah bayi lahir. Pertanyaannya, apakah aqiqah boleh setelah dewasa?
Pertanyaan tersebut sering sekali ditanyakan oleh para orangtua, ataupun anak yang sama sekali belum diakikahi sama sekali oleh orangtuanya ketika masih kecil. Bila Anda ingin melakukan aqiqah untuk anak atau diri Anda sendiri ketika dewasa, pastikan untuk mengetahui hukumnya terlebih dahulu.
Apakah Aqiqah Boleh Setelah Dewasa?
Kelahiran seorang anak ke dunia memang hendaknya dirayakan dengan syukuran. Dalam agama Islam, prosesi syukuran tersebut bisa dilakukan dengan melaksanakan aqiqah. Prosesi ini termasuk dalam ibadah sunnah, namun keluarga akan mendapatkan keutamaannya ketika melaksanakan aqiqah. Terutama dari sisi moral dan agama.
Ketika Anda berakikah, Anda telah mengorbankan sebagian kecil uang dari berkah yang diberikan oleh Allah setiap harinya pada keluarga Anda. Lalu, ketika paket aqiqah dibagikan, Anda turut serta memercikkan kebahagiaan pada para sanak saudara, kerabat, tetangga terdekat, hingga orang-orang yang membutuhkan makanan/bahan makanan tersebut.
Lalu, Allah SWT juga akan melimpahkan rahmatnya pada keluarga kalian, membuat si kecil lebih lunak hatinya, dan memberikan pahala setelah melakukan akikah. Nikmat Allah sangat banyak, sehingga Anda disarankan untuk melakukan prosesi aqiqah jika keadaan finansial benar-benar memungkinkan. Dengan begitu, keluarga Anda bisa mendapatkan banyak berkah dan keuntungan.
Namun, tidak semua keluarga bisa beruntung dan melakukan aqiqah pada waktu-waktu yang telah diutamakan tersebut. Perlu Anda ketahui, waktu-waktu yang disarankan untuk melaksanakan akikah yaitu H+7, H+14, dan H+21 setelah kelahiran si kecil. Jika prosesi akikah tidak bisa dilakukan pada hari itu, maka bisa dilakukan ketika yang bersangkutan sudah dewasa.
Lalu, bagaimana hukumnya akan hal ini?
Menurut HR. Abu Dawud, proses pelaksanaan akikah memang hendaknya dilakukan pada hari-hari yang telah kami sebutkan. Namun, menurut para ulama prosesi ini bisa dilakukan pada hari-hari yang longgar. Sehingga para orangtua tidak terbebani hatinya ketika melaksanakan prosesi aqiqah. Dengan demikian, bisa disimpulkan bahwa pelaksanaan aqiqah setelah dewasa hukumnya diperbolehkan.
Walaupun diperbolehkan, diusahakan agar pelaksanaan aqiqah tidak dilakukan terlalu jauh dari waktu kelahiran. Karena ada berbagai prosesi lain yang harus dilakukan ketika aqiqah, seperti mencukur rambut dan memberikan nama. Sehingga ketika anak tersebut sudah baligh, maka tidak wajib lagi melakukan aqiqah karena dianggap terlalu jauh dari hari lahirnya.
Sehingga sebenarnya, ketika Anda sendiri sudah dewasa dan belum diakikahi oleh orangtua ketika masih kecil, maka sebenarnya tidak perlu melaksanakan aqiqah. Karena Rasulullah sendiri pun tidak melaksanakan akikah ketika sudah dewasa. Namun jika Anda ingin melakukannya, silahkan saja asalkan prosesnya dilakukan dengan ikhlas.
Bagaimana Prosesi Aqiqah yang Benar?
Berakikah bukan hanya tentang menyembelih kambing. Ada rangkaian prosesi yang lebih kompleks di balik itu. Lalu, bagaimana prosesi aqiqah yang benar?
- Melakukan penyembelihan kambing
Hal paling penting dalam prosesi aqiqah yaitu menyembelih kambing. Seekor kambing yang telah memenuhi persyaratan untuk disembelih (sehat tanpa cacat dan minimal 1 tahun), akan disembelih oleh jagal yang sudah ahli dalam melakukannya. Apabila orangtua ingin melakukan penyembelihan sendiri, hal ini malah diperbolehkan. Namun, penyembelihan harus dilakukan sesuai dengan syariat agama Islam.
- Mengolah daging yang telah disembelih
Sejatinya, paket aqiqah bisa dibagikan dalam keadaan matang ataupun mentah.
- Memakan daging aqiqah
- Mencukur rambut si kecil
- Memberikan nama yang mulia
- Mendoakan si kecil
Apa Dasar Hukum yang Mendasari Pelaksanaan Aqiqah?
Bisakah Aqiqah Dipercayakan pada Orang Lain?