Aqiqah sudah dikenal luas sebagai hewan yang disembelih ketika kelahiran seorang anak. Biasanya hewan yang disembelih adalah kambing. Aqiqah hukumnya sunah muakkad,. Artinya makruh meninggalkannya ketika mampu. Hewan yang paling utama untuk aqiqah bayi perempuan adalah satu kambing, sedang untuk bayi lelaki adalah dua kambing.
Pengertian Aqiqah
Dari makna kata, aqiqah berarti memotong, dari bahasa Arab al-qat’u. Namun, sebutan istilah ini merujuk pada proses penyembelihan hewan ternak tujuh hari usai kelahiran bayi. Kata tersebut juga mempunyai arti lain berupa rambut bayi yang baru saja dilahirkan ke dunia. Dengan kata lain, aqiqah anak menjadi semacam “perayaan” yang mengungkapkan rasa syukur orang tua atas kelahiran anaknya ke dunia.
Hukum Pelaksanaan Aqiqah
Mengacu pada hadis, hukum pelaksanaan aqiqah adalah sunnah muakkadah. Jika orang tua mampu menyelenggarakannya, acara dapat dilakukan ketika anak masih bayi. Dalam hadis riwayat at-Tirmidzi, Nabi Muhammad Saw. memberi sabda tentang pelaksanaan tradisi ini.
Dari Samurah RA, bahwasanya Rasulullah bersabda:
“Seorang bayi digadaikan dengan (jaminan) aqiqahnya; aqiqah itu disembelih pada hari ketujuh (dari kelahiran), (pada hari itu pula) si bayi diberi nama dan dipotong rambutnya.” (Sunan at-Tirmizi)
Bagaimana jika orang tua tidak dapat menyelenggarakan aqiqah saat hari ketujuh setelah anak lahir? Tidak masalah, kamu bisa melakukannya pada hari ke-14, hari ke-21, atau sebelum anak selesai menyusui. Boleh juga sebelum usia anak mencapai 7 tahun maupun sebelum memasuki usia baligh.
Ketika aqiqah anak tidak dapat berlangsung sampai menjelang baligh, hukum sunnah tradisi ini bagi kedua orang tua pun gugur. Namun, anak dapat mengaqiqahi dirinya sendiri saat ia beranjak dewasa.
Sebagai informasi, aqiqah setelah dewasa merujuk pada riwayat Nabi Muhammad Saw. yang melakukan aqiqah untuk diri sendiri begitu Beliau menjadi utusan Allah Swt. Artinya, melakukan aqiqah untuk diri sendiri saat dewasa boleh dengan syarat, orang tua memang tidak mampu melakukan tradisi itu saat anak masih bayi.
Tata Cara Acara Aqiqah
Waktu Pelaksanaan
Para ulama menyepakati jika waktu pelaksanaan yang paling baik dan paling afdol adalah di hari ke-7 sejak hari kelahiran. Diriwayatkan Samurah bin Jundub Ra, Rasulullah SAW bersabda, “Setiap bayi digadaikan oleh aqiqahnya yang disembelih untuknya pada hati ketujuh, lalu dicukur dan diberi nama.” (HR. An-Nasa’i). Cara menentukan hari ketujuh adalah dengan menyertakan hari kelahirannya. Jadi misalnya anak lahir di hari Rabu, maka waktu pelaksanaan bisa dilakukan di hari Selasa minggu berikutnya. Tetapi kalau ada satu dan lain hal atau halangan lain, bisa dilaksanakan di hari ke-14 atau hari ke-21. Hal ini berdasarkan sebuah hadis dikatakan, “Penyembelihan hewan aqiqah bisa hari yang ke-7, hari ke-14, atau hari ke-21.” Hadis ini dianggap sebagai hadis yang shahih oleh sebagian ulama.
Syarat Memilih Hewan Untuk Acara Aqiqah
Kambing atau domba yang akan dikurbankan kriterianya harus sehat, bebas cacat atau penyakit dan usianya kurang dari setengah tahun.
Menyembelih Hewan Kurban Di Acara Aqiqah
Untuk seorang anak laki-laki perlu menyiapkan dua ekor kambing untuk dikurbankan. Sementara untuk seorang anak perempuan perlu disiapkan seekor kambing untuk dikurbankan. Dari hadis diriwayatkan, “Siapa dari kalian yang suka menyembelih atas kelahiran anak maka lakukanlah, anak laki dua ekor kambing yang cukup syarat, anak wanita dengan satu ekor” (HR Ahmad, Abu Dawun, An-Nasaa-i). Saat menyembelih, tidak diperbolehkan mematahkan tulang dari sembelihan dengan maksud hikmah yang terkandung di dalamnya untuk keselamatan tubuh dan anggota badan dari anak yang diaqiqahkan.
Membagi Daging Hewan Acara Aqiqah
Setelah disembelih, dalam tradisi agama Islam, daging aqiqah harus dibagikan kepada tetangga dan kerabat. Berbeda dengan momen Idul Adha, di momen ini daging kurban yang dibagikan kepada kerabat harus sudah dalam kondisi matang dan tidak boleh dalam kondisi mentah. Dalam hal ini, Sahabat bisa menggunakan tempat-tempat dengan jasa penyembelihan hewan aqiqah yang sekaligus memasak dan menyiapkan hantaran. Biasanya berupa nasi kotak dengan banyak olahan daging kurbannya.
Dengan metode ini tentu lebih praktis dan tidak banyak menyita waktu orang tua yang punya hajat acara ini. Selain itu mereka juga disunnahkan untuk mengonsumsi daging aqiqah. Jangan lupa mengundang keluarga terdekat untuk ikut menikmatinya di rumah bersama. Daging lainnya bisa diberikan kepada tetangga dan fakir miskin.
Memberi Nama Anak Saat Acara Aqiqah
Di dalam prosesi aqiqah disunnahkan juga untuk memberi nama yang memiliki arti yang baik. Diharapkan dan didoakan kelak nama yang baik ini akan mencerminkan perilaku dan akhlaknya kepada Allah SWT dan lingkungan sekitarnya.
Mencukur Rambut Anak Saat Acara Aqiqah
Mencukur rambut anak dianjurkan Rasulullah SAW di hari ketujuhnya. Tidak terdapat hadis yang menjelaskan bagaimana seharusnya mencukur rambut anak, tetapi pencukuran harus dilakukan dengan merata.
Membacakan Doa Kepada Anak Saat Acara Aqiqah
Langkah terpenting agar seluruh prosesi dapat terwujud ibadahnya adalah dengan membacakan doa kepada anak.
Apa Saja Ketentuan Aqiqah dalam Islam?
Ketentuan aqiqah dibedakan berdasarkan beberapa aspek, mulai dari aspek hukum Islam, hewan ternak, waktu pelaksanaan, dan do’a yang dianjurkan. Untuk mengetahui lebih lanjut, berikut adalah beberapa ketentuan aqiqah yang perlu Anda ketahui:
Ketentuan Aqiqah Sesuai Hukum Islam
Dalam hukum Islam, ketentuan aqiqah adalah sunnah muakkadah. Itu artinya, aqiqah termasuk ibadah yang sangat dianjurkan untuk dilakukan. Dalam hal ini, jika dikerjakan akan mendapatkan pahala, tetapi jika tidak dikerjakan pun tidak apa-apa dan tidak berdosa. Meski begitu, hendaknya setiap orang tua yang kondisinya berkecukupan bisa melaksanakan ketentuan aqiqah ini agar mendapat hikmah.
Ketentuan Aqiqah Sesuai Waktu pelaksanaan
Selain dari segi hukum, ketentuan aqiqah juga bisa dilihat berdasarkan waktu pelaksanaan. Sebenarnya aqiqah bisa dilakukan sejak buah hati lahir hingga sebelum ia berusia baligh. Namun, ada beberapa ulama yang meyakini bahwa sebaiknya pelaksanaan aqiqah itu setelah 7 hari kelahiran anak. Akan tetapi, jika rentang waktu tersebut belum memungkinan untuk dilakukan aqiqah, maka bisa diganti pada hari ke-14 atau ke-21 setelah anak lahir.
Sementara itu, bila orang tua belum memiliki dana yang memadai untuk melaksanakan ketentuan aqiqah ini, ada ulama yang mengatakan bahwa aqiqah bisa dilakukan hingga ada kemampuan untuk melaksanakannya sebelum anak baligh.
Ketentuan Aqiqah Sesuai Hewan Yang Disembelih
Ketentuan aqiqah yang selanjutnya berdasarkan pada hewan ternak yang disembelih. Itu artinya, ketentuan aqiqah dianjurkan untuk menyembelih kambing atau domba, bukan hewan ternak lainnya. Untuk anak laki-laki, dianjurkan menyembelih dua ekor kambing, sedangkan anak perempuan cukup menyembelih seekor kambing. Selain itu, ketentuan aqiqah ini juga harus menyembelih kambing atau domba yang sudah berusia lebih dari satu tahun, tidak dalam keadaan cacat, tidak kurus, serta dalam kondisi sehat atau tidak sakit.