Apakah Aqiqah Tidak Boleh Lebih dari 40 Hari?

Apakah Aqiqah Tidak Boleh Lebih dari 40 Hari

Ayah Bunda yang sedang menanti buah hati mungkin bertanya, apakah aqiqah tidak boleh lebih dari 40 hari? Sebab, yang kita tahu, anjuran pelaksanaan aqiqah yaitu di hari ke 7 kelahiran buah hati. Namun, kenyataannya mayoritas muslim Indonesia melaksanakan aqiqah lebih dari 7 hari. Bahkan hingga 40 hari.

Melihat fenomena ini, tentunya Ayah Bunda ingin mengetahui hukumnya. Apakah aqiqah tidak boleh lebih dari 40 hari? Bagaimana jika dilakukan setelah itu? Apakah aqiqah dinyatakan sah? Begitulah sekiranya pertanyaan yang terbesit di benak Ayah Bunda.

Apakah Aqiqah Tidak Boleh Lebih dari 40 Hari? Simak Penjelasannya Disini

Waktu pelaksanaan aqiqah memang sangat beragam. Ada yang melakukannya tepat di hari ke 7 kelahiran bayi. Ada pula yang melaksanakan setelahnya. Bahkan tidak jarang dilakukan setelah bayi berumur 40 hari atau lebih. 

Menurut ulama Syafi’iyah, pelaksanaan aqiqah setelah hari ke 7 hukumnya boleh dan tetap sah. Begitu pula jika dilakukan di hari ke 40 atau setelahnya. Namun, untuk lebih jelasnya, Ayah Bunda dapat menyimak penjelasan berikut.

Aqiqah Dilakukan pada Hari ke 7

Waktu utama pelaksanaan aqiqah yaitu saat anak berusia 7 hari. Kemudian dijelaskan lagi oleh Imam Ahmad bin Hanbal. Apabila aqiqah belum bisa dilaksanakan pada hari ke 7, maka boleh dilakukan pada hari ke 14. Jika saat itu belum mampu dilakukan, boleh di hari ke 21.

Apakah Aqiqah Tidak Boleh Lebih dari 40 Hari

Namun, apabila di antara hari-hari tersebut Ayah Bunda belum mampu melaksanakannya. Maka, aqiqah boleh dilaksanakan kapan saja hingga anak berusia akil baligh.

Sebelum Anak Berusia Baligh

Mazhab Syafi’iyah membolehkan pelaksanaan aqiqah sebelum anak berusia baligh. Oleh karena itu, setelah memasuki usia baligh, maka orang tua tidak memiliki kewajiban melaksanakan aqiqah bagi anaknya.

Anak Boleh Melaksanakan Aqiqah Untuk Dirinya

Setelah memasuki usia baligh, tentu anak akan tumbuh dewasa. Pada usia tersebut, anak boleh mengaqiqahi dirinya sendiri. Waktu pelaksanaannya boleh kapan saja. Artinya tidak ada batasan, selama anak tersebut mampu. 

Jadi, apakah aqiqah tidak boleh lebih dari 40 hari? Jawabannya tentu boleh. Pelaksanaan aqiqah setelah kelahiran hingga anak memasuki usia baligh adalah tanggung jawab orang tua. Namun, apabila sudah dewasa, anak boleh melaksanakan aqiqah untuk dirinya sendiri.

Sebab, aqiqah menjadi salah satu ibadah yang mengandung banyak hikmah di dalamnya. Ayah Bunda dapat melaksanakan aqiqah sebagai wujud syukur atas kelahiran buah hati. Oleh karena itu, sebagai salah satu bentuk ibadah, aqiqah juga memiliki aturan hukum dan ketentuan yang harus ditaati.  

Ketentuan aqiqah yang dilakukan orang tua maupun diri sendiri tetap sama. Salah satunya, hewan yang disembelih untuk aqiqah dibagikan dalam keadaan matang. Sehingga, Ayah Bunda perlu mengolahnya terlebih dahulu.

Cahaya Aqiqah : Solusi Aqiqah Praktis

Namun, jika Ayah Bunda menginginkan cara yang lebih praktis. Maka, bisa mempercayakan kebutuhan aqiqahnya kepada kami. Cahaya Aqiqah siap untuk melayani kebutuhan aqiqah di area Jabodetabek dengan pelayanan sepenuh hati.

Keahlian para koki kami yang berpengalaman, dijamin menghasilkan hidangan yang tidak mengecewakan. Ayah Bunda juga akan mendapatkan tester untuk dicoba terlebih dahulu sebelum memesan. 

Olahan daging kambing yang kami sajikan juga sangat variatif. Mulai dari gulai dan sate sebagai menu utamanya. Atau dapat memesan menu lain sesuai keinginan pelanggan. 

Sekarang, tunggu apa lagi? Kini, Ayah Bunda tidak perlu lagi bertanya. Apakah aqiqah tidak boleh lebih dari 40 hari? Sebab, kami menyediakan layanan aqiqah kapan saja dengan budget yang amat terjangkau. Selain itu, kami juga ada garansi pengiriman. Sehingga, pesanan tidak akan terlambat lebih dari 2 jam. Mari, Pesan Sekarang!