
Aqiqah identik dengan acara syukuran atas kelahiran bayi yang dilakukan bersamaan dengan pengajian dan mengundang kerabat, tetangga sekitar atau kenalan orang tua bayi. Sebenarnya bagaimana teknis pelaksanaan aqiqah dan bagian daging hewan aqiqah yang sudah disembelih?
Apakah teknis pelaksanaan aqiqah harus mengundang orang-orang kumpul di rumah kemudian membaca yasin, maulid nabi dan bayi yang di aqiqah dikelilingkan ke seluruh undangan yang hadir? Lantas, bolehkan aqiqah tanpa pengajian atau tanpa acara?
Bolehkan Aqiqah Tanpa Pengajian dan Acara?
Barangkali di antara Ayah Bunda sekalian masih banyak yang bertanya-tanya apakah pelaksanaan aqiqah harus dilakukan bersamaan dengan pengajian dan mengundang banyak orang untuk kumpul di rumah? Bagaimana jika finansial, tempat dan waktu ahlul bait terbatas? Bolehkah aqiqah tanpa pengajian?
Menjawab hal ini kami mengutip pendapat beberapa ustadz, bahwa pelaksanaan aqiqah tidak harus dilakukan dengan pengajian dan acara. Tetapi, jika hal ini memungkinkan dilakukan tentu akan baik sekali.

Aqiqah bisa dilakukan dengan simpel dan tidak memberatkan orang tua bayi. Aqiqah bisa dilakukan dengan cukup menyembelih kambing, memasak dagingnya, kemudian dibagikan kepada fakir miskin, kerabat atau tetangga bahkan dibagikan ke siapa saja boleh. Adapun yang perlu diperhatikan dalam aqiqah di antaranya ada di bawah ini.
Ketentuan yang Harus dipenuhi dalam Aqiqah
Bagi Ayah Bunda yang saat ini berencana melaksanakan aqiqah untuk buah hati, ada beberapa hal yang perlu Ayah Bunda perhatikan, di antaranya yaitu:
- Disunnahkan untuk bayi laki-laki diaqiqahkan dengan 2 ekor kambing sedangkan untuk perempuan 1 ekor kambing. Sebagaimana dalam riwayat, “Dari Aisyah R.A. bahwa Rasulullah SAW memerintahkan kami agar beraqiqah dua ekor kambing untuk bayi laki-laki dan seekor kambing untuk bayi perempuan.” (HR. Ibnu Majah).
- Mengenai waktu penyembelihan hewan aqiqah, disunnahkan dilangsungkan pada hari ke-7, Jika tidak, maka pada hari ke-14 atau hari ke-21 dari hari kelahirannya. Jika masih tidak memungkinkan si diantara hari-hari tersebut maka dapat dilaksanakan kapan saja. Sebagaimana Rasulullah Saw. bersabda: “Aqiqah disembelih pada hari ke tujuh, keempat belas, atau kedua puluh satu (dari lahirnya anak).” (HR. At-Tirmidzi). Namun, yang paling afdhal (utama) aqiqah dilaksanakan pada hari ketujuh dari kelahiran anak. Mengenai hari ke-7, mayoritas ulama menyatakan dihitung dari hari kelahiran. Jadi pelaksanaan aqiqah adalah hari lahir minus satu hari. Misalkan bagi bayi yang lahir pada hari Senin maka aqiqah dilakukan pada hari Ahad dan apabila bayi tersebut lahir hari Jumat maka aqiqah dilakukan pada hari Kamis.
- Umur binatang aqiqah sama dengan binatang kurban yakni untuk kambing minimal berusia dua tahun dan sudah tanggal giginya sedangkan untuk domba minimal berusia 1 tahun.
- Daging aqiqah pemanfaatannya sama dengan daging kurban yaitu disedekahkan kepada fakir miskin dan tidak boleh dijual
- Sebelum dibagikan, daging aqiqah disunnahkan untuk dimasak terlebih dahulu atau bisa dengan mengundang saudara dan tetangga atau membagikan ke rumah mereka atau dibagikan ke panti asuhan atau kepada siapa saja.
- Orang yang melaksanakan aqiqah boleh memakan dan menyimpan sebagian dari daging tersebut, kecuali aqiqah karena nazar.
Ketentuan-ketentuan ini harus Ayah Bunda perhatikan agar pelaksanaan aqiqah bisa dilaksanakan sesuai syariat. Adapun mengenai bolehkah aqiqah tanpa pengajian? Jawabannya boleh saja, namun jika memungkinkan untuk digelar pengajian akan lebih bagus.
Bagi Ayah Bunda yang ingin melaksanakan aqiqah untuk buah hati tapi ingin yang lebih praktis dan tidak repot, Ayah Bunda bisa memanfaatkan jasa aqiqah dari Cahaya Aqiqah.
Selain terpercaya, Cahaya Aqiqah tentunya berpengalaman dalam mengurus pelaksanaan aqiqah, mulai dari penyembelihan kambing hingga menu masakan yang beragam dan nikmat tentunya. Bila berminat, Ayah Bunda bisa menghubungi kami melalui kontak yang tertera pada platform website ini.