Ketentuan Aqiqah

Umat muslim harus mengetahui ketentuan aqiqah yang sesuai dengan syariat Islam sebagai bentuk rasa syukur atas kelahiran buah hati. Tata cara Aqiqah bukan sekadar prosesi penyembelihan kambing atau domba saja, tetapi ada makna dan hikmah yang lebih besar karena termasuk salah satu ibadah yang disyariatkan dalam agama Islam. Ada sejumlah hikmah yang bisa didapatkan dari proses pelaksanaan aqiqah, di antaranya:

Ketentuan Aqiqah
  • Aqiqah dipandang sebagai upaya menghidupkan sunnah dan teladan dari Nabi Muhammad SAW.
  • Aqiqah bisa jadi wujud rasa syukur kepada Allah SWT
  • Aqiqah bisa menumbuhkan kepedulian terhadap sesama
  • Aqiqah bisa mempererat tali persaudaraan antara keluarga, teman, dan orang terdekat

Namun sebelum itu, ada beberapa ketentuan aqiqah yang harus diketahui agar pelaksanaan prosesi ini bisa berjalan sesuai dengan sunnah dan syariat Islam.

Apa Saja Ketentuan Aqiqah dalam Islam?

Ketentuan aqiqah dibedakan berdasarkan beberapa aspek, mulai dari aspek hukum Islam, hewan ternak, waktu pelaksanaan, dan do’a yang dianjurkan. Untuk mengetahui lebih lanjut, berikut adalah beberapa ketentuan aqiqah yang perlu Anda ketahui:

Ketentuan Aqiqah Sesuai Hukum Islam

Dalam hukum Islam, ketentuan aqiqah adalah sunnah muakkadah. Itu artinya, aqiqah termasuk ibadah yang sangat dianjurkan untuk dilakukan. Dalam hal ini, jika dikerjakan akan mendapatkan pahala, tetapi jika tidak dikerjakan pun tidak apa-apa dan tidak berdosa. Meski begitu, hendaknya setiap orang tua yang kondisinya berkecukupan bisa melaksanakan ketentuan aqiqah ini agar mendapat hikmah.

Ketentuan Aqiqah Sesuai Waktu pelaksanaan

Selain dari segi hukum, ketentuan aqiqah juga bisa dilihat berdasarkan waktu pelaksanaan. Sebenarnya aqiqah bisa dilakukan sejak buah hati lahir hingga sebelum ia berusia baligh. Namun, ada beberapa ulama yang meyakini bahwa sebaiknya pelaksanaan aqiqah itu setelah 7 hari kelahiran anak. Akan tetapi, jika rentang waktu tersebut belum memungkinan untuk dilakukan aqiqah, maka bisa diganti pada hari ke-14 atau ke-21 setelah anak lahir.

Sementara itu, bila orang tua belum memiliki dana yang memadai untuk melaksanakan ketentuan aqiqah ini, ada ulama yang mengatakan bahwa aqiqah bisa dilakukan hingga ada kemampuan untuk melaksanakannya sebelum anak baligh.

Ketentuan Aqiqah Sesuai Hewan Yang Disembelih

Ketentuan aqiqah yang selanjutnya berdasarkan pada hewan ternak yang disembelih. Itu artinya, ketentuan aqiqah dianjurkan untuk menyembelih kambing atau domba, bukan hewan ternak lainnya. Untuk anak laki-laki, dianjurkan menyembelih dua ekor kambing, sedangkan anak perempuan cukup menyembelih seekor kambing. Selain itu, ketentuan aqiqah ini juga harus menyembelih kambing atau domba yang sudah berusia lebih dari satu tahun, tidak dalam keadaan cacat, tidak kurus, serta dalam kondisi sehat atau tidak sakit.

Ketentuan Aqiqah Sesuai Do’a Yang Dianjurkan

Setiap orang tua yang beragama Islam juga harus menunaikan ketentuan aqiqah berdasarkan do’a yang dianjurkan dalam sunnah. Biasanya do’a dalam ketentuan aqiqah terbagi ke dalam dua jenis, yaitu do’a saat menyembelih hewan dan do’a saat mencukur rambut anak baru lahir. Melansir laman resmi NU, berikut ini do’a yang dianjurkan:

Do’a Saat Menyembelih Hewan Aqiqah

“Bismillai wallahu akbar. Allahumma minka wa laka. Allahumma taqabbal minni. Hadzihi ‘aqiqatu…… [menyebut nama anak yang diaqiqah].”

Artinya: Dengan menyebut asma Allah. Allah Maha Besar. Ya Allah, dari dan untuk-Mu. Ya Allah, terimalah dari kami. Inilah aqiqahnya…..[menyebut nama anak].

Do’a Saat Mencukur Rambut Anak

“Alhamdulillahirabbil Alamin. Allahumma nurus samawati wa nurusy syamsyi wal qamari. Allahumma sirrulahi nurun nubuwwati rasulullahi shallallahu alaihi wassalam walhamdulillahi rabbil alamin.”

Artinya: Dengan menyebut asma Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan Semesta Alam. Ya Allah, cahaya langit, matahari, dan rembulan. Ya Allah, rahasia Allah, cahaya kenabian, Rasulullah SAW, dan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.

Setelah anak dicukur, orang tua dapat meniup bagian ubun-ubunnya dengan membaca do’a berikut:

Artinya: Ya Allah, sesungguhnya aku memohon perlindungan untuk dia dan keluarga dari setan yang terkutuk.

Hukum Melaksanakan Aqiqah Anak

Pelaksanaan aqiqah anak adalah ajaran Rasulullah SAW. Dilihat dari sisi hukumnya, hukum aqiqah adalah sunnah muakkad, atau sunnah yang harus diutamakan. Artinya, apabila seorang muslim mampu melaksanakannya (karena mempunyai harta yang cukup) maka ia dianjurkan untuk melakukan aqiqah bagi anaknya saat anak tersebut masih bayi. Sementara bagi orang yang kurang atau tidak mampu, pelaksanaan aqiqah dapat ditiadakan.

Diriwayatkan Al-Hasan dari Sammuroh radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah SAW bersabda:

“Semua anak tergadaikan dengan aqiqahnya yang disembelihkan pada hari ketujuh, dicukur rambutnya, dan diberikan nama.” (HR Ahmad 20722, At-Turmudzi 1605 dan dinilai shahih oleh Al-Albani).

Hikmah Menjalankan Aqiqah Bagi Umat Islam

Banyak hikmah dan keutamaan yang dapat dipetik dan diraih dari proses pelaksanaan ibadah aqiqah, beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:

Aqiqah membantu dalam mewujudkan rasa syukur kepada Allah SWT atas karuniaNya berupa kelahiran seorang anak. Karena nantinya anak tersebut diharapkan dapat menjadi penerus yang sholeh dan sholehah bagi keluarganya.

Melaksanakan aqiqah berarti meneladani dan mengikuti sunnah dari Rasulullah SAW.

Aqiqah adalah momen untuk berbagi pada sesama dan mempererat tali persaudaraan serta silaturahmi.

Aqiqah adalah bentuk perasaan gembira dan upaya membagikan kegembiraan tersebut pada orang lain.